Saturday, January 28, 2012

Coretan Vanessa

Vanessa baru saja keluar dari kelas. Tas barbie pink bergelayut di pundaknya. Rambut sebahu terikat tak berkepang. Sepatu hitam berkaus kaki putih. Seragam olahraga tak pas dengan ukuran tubuhnya yang ceking. Vanessa mengumbar senyum.

Di bawah akasia, di halaman sekolah, aku menunggunya. Limabelas menit sebelum jadwal pulang sudah bertemu akasia rindang itu. Ritual Sabtu pagi sebagai sebuah pertemuan dengan Vanessa, bocah enam tahun yang baru kelas satu sekolah dasar.

Perempuan kecil, my little angel, yang selalu ceria memberondongku dengan beragam tanya. Mulai kapan datang, kenapa ayah pakai celana pendek, lalu naik apa datangnya. Dari beragam tanya itu, satu hal yang tak dilupakannya.

"Mana buku kakak?"
"Ada."
"Di mana ayah beli?"
"Di Pontianak."

Dia naik ke sadel sepeda motor.
"Berapa ayah beli?" Gadis kecilku itu kembali bertanya saat roda-roda sepeda motor menggilas aspal jalan yang dihiasi lubang-lubang.

“Dua.”
“Asik. Buku.. buku.”
Vanessa menggoyang-goyangkan kepala dan badannya. Aku mengingatkannya agar tak terlalu bergoyang-goyang karena khawatir terjatuh dari sepeda motor. Sebab kami melintasi rute yang ramai dilintasi para pengendara, yang laju kendaraan hingga 80 kilometer per jam.

Sepuluh menit berlalu. Saya menghentikan laju sepeda motor. Vanessa turun. Tas minnie the pooh ditinggalkan. Tanpa buka sepatu, ia langsung masuk kamar menghampiri ransel yang selalu setia menemani ayahnya. Tanpa ba bi bu, isi tas dibongkar. Satu buku cerita rakyat dan satu buku gambar ditariknya. Ia melonjak kegirangan. Mulai ia menyerecos tak tentu rudu.

Tanpa mengemas bukunya, Vanessa langsung bermain. Ia kedatangan tamu. Cici, teman sebaya, anak tetangga sebelah. Keduanya masuk gudang. Mainan dalam keranjang dibongkar. Suara-suara tawa renyah menemani. Aku jadi iri melihat keceriaannya. Sejenak aku melamun, bayang masa lalu datang. Ingat ketika Emak dan Ayah masih ada. Sebelum keduanya berangkat menuju dimensi lain. Dimensi yang pada suatu hari nanti, semua orang akan menghadapinya. Saat Vanessa bermain, Pedagi hanya melangkah satu dua. Lelaki satu tahun itu menuju ayunan. Bahasa tubuhnya, ia mengatakan, ingin tidur.

Lelah bermain, Vanessa menghampiriku. “Yah, susu,” katanya. Aku terbaring seraya menonton televisi langsung beranjak. “Terima kasih,” sahut Vanessa saat kusodorkan botol susu kepadanya. Ia pun mengambil guling kemudian berbaring sambil menonton teve. Setengah jam, susunya ludes.

Kembali ia merengek, agar mengambil buku gambarnya. Kendati malas, aku tetap saja menuruti kemauannya. Buku gambar dan pensil, juga crayon sudah ditangannya. Ia pun mulai mencoret. Dua gunung dengan matahari mengintip dari salah satu sudutnya. Di bawah gunung satu rumah dengan jalan berkerikil. Tak ada sawah di lereng gunung itu. Ah, satu coretan yang sarat makna.

Inilah hari-hari Vanessa…..(*)

1 komentar:

Yeni.Nurlina said...

Pengakuan tulus dari IBU YENI,NURLINA TKI Yang kerja di disingapore.
Saya mau mengucapkan terima ksih yg tidak terhingga, serta penghargaan & rasa kagum yg setinggi-tingginya kepada MBAH RORO, saya sudah kerja sebagai TKI selama 9 tahun disingapore,dengan gaji lebih kurang 2.5jt/bln,tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,apalagi setiap bulan harus mengirim orang tua di majalengka, sudah lama saya mengetahui roomnya om ini, juga sudah lama mendengar nama besar MBAH,tapi saya termasuk orang yangg tidak terlalu percaya dengan hal ghoib, jadi saya pikir ini pasti kerjaan orang iseng yang mau menipu.
tetapi kemarin waktu pengeluaran , saya benar2 tidak percaya dan hampir pingsang,angka yg diberi MBAH RORO ternyata tembus, awalnya saya coba2 menelpon, saya bilang saya TKI Yang kerja di singapore mau pulang tidak ada ongkos, terus beliau bantu kasih angka . mulanya saya tdk percaya,mana mungkin angka ini keluar, tapi dengan penuh pengharapan saya pasangin kali 100 lembar, sisa gaji bulan april, ternyata berhasil….!!!
dapat BLT 200jt, sekali lagi terima kasih banyak MBAH RORO, saya sudah kapok kerja jadi TKI, rencana senin depan mau pulang aja ke PALEMBANG.buat MBAH,saya tidak akan lupa bantuan dan budi baik MBAH.
yang ingin merubah
nasib seperti saya silahkan hub MBAH RORO di no. 0853,9453,7578 ATAU

WEBSITe _RORO{ :> http://wwwprediksimbahjenggo.webs.com }

Demikian kisah nyata dari saya tanpa rekayasa.
IBU YENI tki.
MAKASIH OM ROOMNYA










Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code