Tuesday, February 8, 2011

Kabar Bahagia Emak

Istriku bilang, Emakku sehat. Ini berita bahagia. Tentu senang mendengar kabar ini. Saat usianya sudah berkepala delapan, emak masih sehat. Ketika cucunya sudah memiliki anak, emak masih mendengar dengan baik. Walau matanya sudah diganti tongkat. Kabar ini membuatku semakin rindu emak.

Terakhir bertemu Emak pada November 2010. Saat pulang kampung untuk menziarahi makam ayah. Itu pun hanya tiga jam. Sebab harus mengejar kembali ke kota untuk menggenapi rutinitas setiap hari. Waktu itu, Emak mengeluh sakit. Ia bilang tidak bisa bangun. Tetapi hari itu, Emak bangun. Mungkin kerinduannya bertemu si bungsu memberinya semangat untuk bangun. Ahhh.....

Bertemu Emak sungguh mengharukan. Walau tidak banyak cerita. Melihat wajah Emak seperti memandang surga. Mendengar ocehan Emak, seperti mendengar senandung lagu yang tersusun penuh harmoni. Melihat Emak bangun dari tidurnya, ingatan berpulang ketika masih kecil. Saat Emak menggendong sambil meniti jalan setapak kebun karet.

Mendengar tarikan nafasnya, bagai menikmati air yang jatuh dari pancuran. Mendengar batuk kecil emak, seperti mendengar jeritan jangkrik penghantar tidur. Raut wajah Emak tidak berubah. Hanya guratan keriput saja yang membedakan.

Emak ingin bertemu cucunya yang paling bungsu dari putra bungsunya. Cita-cita Emak tercapai. Akhir Januari 2011, istri dan dua anakku pulang. Vanessa dan Pedagi bertemu neneknya. Nek Ombon yang selalu kuceritakan kepada mereka. Semangat Nek Ombon yang membara agar anak-anaknya tidak sekolot dia. Mimpi Nek Ombon supaya kebersihan itu ada di hati.

Istriku bilang, Emak gembira bertemu Pedagi. Lelaki kecilku yang lahir pada akhir Juni 2010. Pedagi bertemu Emak saat usinya baru tujuh bulan. Agak terlambat dari kakaknya, Vanessa yang pertama kali bertemu Emak saat berusia enam bulan. Itu bukan soal. Yang penting, cita-cita Emak bertemu dua anakku tercapai. Janji dan harapanku agar Emak bisa mendengar suara dari mulut cucunya bisa terpenuhi.

Aku gembira mendengar kabar Emak dari istriku. Aku juga gembira karena Pedagi, putra bungsuku, sudah bertemu neneknya. Aku juga gembira, Emak sehat. Sekali lagi, aku gembira Emak masih hidup. (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code