Tuesday, November 9, 2010

Warung Kopi Pagi Hari

Pagi ini, warung kopi ramai. Semua meja terisi. Pelayan bolak balik melayani pelanggan. Ada yang pesan kopi, teh panas, hingga kopi susu. Ada juga yang pesan kopi pancong, kopi porsi tiga perempat gelas. Orang-orang itu lantas tenggelam dalam aktivitasnya. Berselancar di dunia maya. Up date status fesbuk.

Aku memilih meja nomor tujuh. Bukan disengaja, tapi kebetulan, meja itulah yang masih kosong. Kupesan kopi saring. Bukan porsi pancong. Kuaduk dan kuteguk. Hangat menerobos ruang kerongkongan yang sejak tadi menunggu. Ada kelegaan.

Dua gadis berseragam putih merah masuk. Ia menawarkan rokok. Aku menggeleng. “Tidak merokok.”

Di meja lain, gadis itu menawarkan produk yang sama. Ia mencoba merayu calon pelanggannya agar mau membeli rokok yang ditawarkan. “Belilah bang. Murah kok. Bonus korek api lagi,” tawarnya.

Pengunjung yang ditawari senyum. Ada dialog-dialog singkat. Gadis itu berupaya menyakinkan calon pembelinya. Calon pembeli berupaya agar gadis itu betah. Walau akhirnya, ia tidak juga membeli rokok yang ditawarkan gadis itu.

Gadis itu pergi dengan kekecewaan. Meski ada senyum tipis di bibirnya. Mungkin besok, ia datang lagi. (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code