Tuesday, July 7, 2009

Rumah Cinta

Datang dan masukilah rumah cinta. Ada kasih sayang. Ada keindahan, kesenangan, dan kebahagiaan. Setiap tangga adalah lukisan cinta. Setiap dinding terukir syair-syair cinta. Setiap pintu mendendangkan senandung cinta. Tiang-tiang dipenuhi motif kasih. Keluarga yang tinggal di rumah cinta disinari cahaya cinta.

Ada seorang perempuan yang berjalan di gelap malam. Di pundaknya tergantung tas. Sesekali kakinya menendang kerikil. Kepala terus tertunduk, seolah tak ingin melihat realita. Padahal ada segumpal cinta yang harus diraihnya.

Banyak orang merasa jiwanya tidak memiliki cinta. Tapi ada juga orang yang merasa kalau ia sudah dipenuhi rasa cinta. Orang-orang yang merasa tidak memiliki cinta akan menghianati cinta. Padahal kekuatan cinta yang ada dalam jiwanya sangat luar biasa. Apalagi jika cinta itu diberikan kepada orang-orang yang memusuhinya, yang iri kepadanya.

Kemudian, orang-orang yang merasa memiliki cinta sudah mempunyai segala-galanya. Padahal tidak semua rasa cinta yang ia miliki itu ikhlas. Ada orang yang mencintai dengan terpaksa. Mungkin saja ia sudah dijodohkan. Atau mungkin saja, ia mencintai karena ada imbal balas jasa. Cinta seperti ini biasanya tidak datang dengan keikhlasan. Rumah cinta juga tidak ikhlas menerima cinta yang tidak ikhlas. Terutama pada cinta-cinta yang dipenuhi rasa benci, dan rasa iri.

Seorang sahabat berkata, “Apakah di dalam jiwaku ada rumah cinta?” Harus diakui, dalam setiap diri manusia, rumah cinta berdiri kokoh. Namun banyak orang yang tidak mengetahui seberapa kokoh rumah cinta yang dimilikinya. Orang-orang yang tidak mampu menggali rumah cinta dalam dirinya, berarti hatinya tidak dipenuhi cinta. Lain halnya dengan mereka yang bisa menggali cinta.

Ada tertulis, ketuklah maka pintu akan dibukakan. Agar kita bisa menemukan rumah cinta dalam diri, ketuklah pintu rumah cinta itu. Sang maha cinta akan membukakan pintu. Ia akan berucap, “Datang dan masukilah rumah cinta.”

Jika engkau sudah disilakan masuk, sebelum masuk, seperti yang ditulis Kahlil Gibran, sebaiknya engkau tinggalkan semua tradisi-tradisimu di luar. Sucikan dirimu agar rumah cinta bisa menerima keikhlasan kita.

Datang dan masukilah rumah cinta. (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code