Thursday, July 16, 2009

Cintai Hidup

Seorang musafir berhenti di tempat sahabatnya. Ia pun dipersilakan masuk. Bahkan ditawari menginap. Musafir menerimanya. “Ini teman lama. Sudah sepuluh tahun tak bertemu. Terakhir bertemu ketika masih sama-sama lulus SMA,” kata Musafir itu.

Tak heran, bila sang musafir menerima tawaran menginapnya. Sahabat melayani musafir dengan cinta. Memberikan keinginan musafir yang telah berjalan jauh. Memuaskan dahaga, mengenyangkannya dari rasa lapar, memulaskan tidurnya yang sudah lama terjaga.

Kedua orang yang berteman ini ngobrol hingga larut malam. Banyak cerita, banyak kisah, banyak pengalaman yang mereka tukarkan. Ada kesibukan, ada masa santai. Ada kepedihan, kegembiraan, keputusasaan, hingga ketidakberuntungan keduanya.

Musafir bilang, aktivitasnya membuat kesibukannya bertambah. Namun produktivitasnya memberi hasil yang memuaskan. Memang aktivitas memakan waktu yang akan memperbudak, bila tidak bisa mengelolanya. Akan tetapi, produktivitas dari aktivitas yang ada akan membebaskan kita dari waktu.

Seseorang harus berhenti menganalisa hidup. Jangan pernah membuat pisau bedah terhadap hidup yang tengah dijalani. Jalani saja. Nikmati saja, apa adanya. Sebab analisa yang kita buat membuat hidup menjadi lebih rumit. Bahkan sangat rumit.

Hari ini adalah hari esok yang kita khawatirkan kemarin. Kita merasa khawatir karena menganalisa hidup. Merasa khawatir menjadi kebiasaan yang akan memperbudak diri sendiri. Inilah yang membuat hidup kita menjadi tidak senang. Kita selalu risau, resah, dan gugup menjalani hidup itu sendiri. Kita selalu meminta pertolongan orang lain. Walau melakukan hal yang sepele.

Analisa yang kita buat menjadikan hidup penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Sebab ia selalu membayangi perjalanan hidup seseorang. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan. Karena itu, kita harus menentukan sebuah pilihan. Sama seperti ketika ada pemilihan umum. Pilih-pilihan yang membuat kita menjadi lebih baik. Tidak ada satupun orang yang ingin memilih, agar hidupnya tidak lebih baik.

Ketidakpastian itu sama halnya dengan rasa sakit yang tidak bisa dihindari. Kekhawatiran juga sama halnya dengan penderitaan. Keduanya adalah sebuah pilihan.

Kekhawatiran dan penderitaan itu ibarat intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik, bukan sebaliknya. Namun, manusia berbeda dengan emas dan intan. Manusia diasah dengan pengalamannya. Kadang penderitaan menjamahnya. Kadang kebahagiaan menghinggapi. Walau sejenak, bisa menyejukan.

Orang bijak bilang, dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya. Dalam kehidupan lain, banyak yang beranggapan, guru lebih banyak memberi pemahaman dibanding pengalaman. Padahal pengalaman dan pemahaman adalah dua hal yang berbeda.

Pengalaman penuh dengan rintangan. Masalah menjadi rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental. Kekuatan dari dalam diri bisa keluar melalui perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha. Hidup berleha-leha hanya akan membuat pengalaman dan pemahaman menjadi hampa.

Banyak orang yang tidak mau melihat ke dalam. Ia lebih melihat keluar. Jika kita melihat keluar, maka kita tidak akan tahu kemana mau melangkah. Sangat lebih baik, jika kita melihat ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.

Orang lain mengukur keberhasilan kita. Orang lain hanya bisa menilai dari luar. Apa yang terlihat itulah yang dinilai dan diukur.

Ini berbeda dengan kepuasan. Kepuasan diukur oleh diri sendiri. Jika kita tahu kemana kaki melangkah, ia akan melahirkan kepuasan. Bekerjalah dengan ketulusan. Bekerjalah dengan hati yang terarah. Biarkan orang lain berlomba dengan waktu. Karena ia tidak akan mampu mengalahkan waktu. Waktu terus perputar, sementara kita semakin diperbudaknya.

Para pujangga bilang, jalani hidup dengan cinta. Besarkan keyakinan. Tinggikan kesabaran. Buanglah segala rasa takut. Lawanlah ketidakpastian. Penuhi diri dengan rasa syukur.

Hidup itu sebuah misteri. Ia haruslah dipecahkan. Namun hidup bukanlah sebuah masalah yang mesti diselesaikan. Kembalilah kepada Tuhan. Berikan kepercayaan kita kepada-Nya. Pasrahkan diri agar Ia menuntun jejak langkahmu dalam berziarah di dunia ini. Hidup akan indah, bila kita paham untuk mengisinya. Cintailah kehidupan karena ia akan memberi hidup yang penuh dengan cinta....

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code