Friday, September 19, 2008

Sepeda Motor Bertransformasi Menjadi Mesin Pembunuh

Populasi sepeda motor meningkat setiap tahun. Pemerintah senang karena pendapatan asli daerah juga meningkat. Satu dekade terakhir, sepeda motor menjadi objek pajak yang menopang pendapatan daerah. Namun pertumbuhan itu berbanding terbalik dengan pertambahan ruas jalan di Kalimantan Barat.

Sepeda motor bukan lagi barang mewah. Harganya semakin terjangkau. Penjual berebut menawarkan diskon yang merayu pembeli. Ada yang memberi subsidi uang muka hingga Rp1,5 juta. Ada juga yang menawarkan hadiah langsung untuk pembelian satu unit sepeda motor.

Penawaran itu menarik minat pembeli. Sifat konsumerisme masyarakat di Kalimantan Barat juga mendukung tingginya angka penjualan. Pada 2007, peredaran kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat di Kalbar mencapai 774.043 unit.

“Sepeda motor sudah menjadi transportasi publik. Harga dan subsidi relatif terjangkau menggiurkan pembeli,” kata Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kalbar Darwin Muhammad.

Apa yang diungkapkan Darwin tidaklah berlebihan. Kasat mata, sepeda motor telah memenuhi jalan-jalan di Kota Pontianak. Kadang kala kehadirannya menyebabkan terjadinya kemacetan di jalan raya. Kerap kali sepeda motor menjadi mesin pembunuh akibat kecelakaan lalu lintas.

Data Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (Samsat) periode 2001-2006, populasi kendaraan bermotor meningkat setiap tahunnya. Pada 2001, kendaraan bermotor hanya 311.296 unit. Lima tahun kemudian, bertambah menjadi 688.313 unit. “Terjadi kenaikan hingga 221 persen,” ujar Darwin.

Populasi kendaraan bermotor terbanyak ada di Kota Pontianak yakni 172.730 unit pada 2001, bertambah menjadi 352.519 unit pada 2007. Di Ketapang, populasi kendaraan juga cukup tinggi. Hingga 2007, jumlahnya mencapai 73.411 unit. Kabupaten Melawi yang memiliki kendaraan bermotor terendah yakni 8.691 unit.

Ada tiga pajak yang berkaitan dengan sepeda motor. Ketiga pajak itu meliputi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB). Ketiga pajak ini mendongkrak penerimaan daerah setiap tahunnya. “Kalbar masih mengandalkan kendaraan bermotor untuk penerimaan pajaknya,” aku Darwin.

Pada 2007, realisasi penerimaan PKB mencapai Rp118,13 miliar. Sementara BBN-KB sebesar Rp139,5 miliar dan PBB-KB sebesar Rp110,77 miliar. Hingga Februari 2008, penerimaan PKB sudah mencapai Rp22,39 miliar dari target sebesar Rp128,45 miliar. Sedangkan BBN-KB sebesar Rp28,59 miliar dari target Rp120,97 miliar dan PBB-KB sebesar Rp21,47 miliar dari target Rp114,84 miliar.

Laju populasi sepeda motor tidak sebanding dengan ruas jalan raya. Pertambahan jalan raya berjalan lambat. Perlambatan itu diperparah dengan kondisi jalan yang tak mulus. Mayoritas jalan di Kalbar belum memenuhi standar kualitasnya. Malahan cenderung mengalami kerusakan yang cukup parah.

Saat ini, Kalbar memiliki jalan negara sepanjang 1.575 kilometer; jalan provinsi sepanjang 1.517,93 kilometer, jalan kabupaten/kota sepanjang 5.240 kilometer. Sehingga total jalan yang ada di Kalbar mencapai 8.333 kilometer. Dari jumlah itu sepanjang 2.496 kilometer atau 29,96 persen mengalami rusak, sedangkan 2.984,62 kilometer atau 35,82 persen menderita rusak berat.

Bukan hanya ruas jalan yang tidak sebanding dengan jumlah kendaraan bermotor. Sepeda motor sudah bertransformasi menjadi mesin pembunuh. Jalan raya menjadi areal penjagalan massal. Kerusakan jalan dan sikap tidak tertib lalu lintas mendukung transformasi sepeda motor tersebut.

Coba tengok data kecelakaan lalu lintas Polda Kalbar terkini yang melibatkan kendaraan bermotor dalam tiga tahun terakhir. Pada 2006, terjadi kecelakaan lalu lintas sebanyak 1.263 kasus. Korban meninggal dunia tercatat sebanyak 436 orang. Korban luka berat terhitung 532 orang dan luka ringan sebanyak 1.521 orang. Kerugian materil karena kecelakaan lalu lintas mencapai Rp2 miliar.

Tahun 2007, jumlah kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor naik sebanyak 80 kasus, hingga total kecelakaan lalu lintas mencapai 1.343 kasus. Korban meninggal dunia adalah sebanyak 474 atau naik sebanyak 38 kasus. Korban luka berat pada 2007, berjumlah 581 kasus atau naik 49 kasus. Sedangkan luka ringan sebanyak 1637, atau naik 116 kasus. Jumlah kerugian materil Rp3 Miliar.

Telah terjadi kenaikan kerugian materil akibat kecelakaan lalu lintas selama satu tahun sebanyak Rp1 miliar. Kenaikan kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor diyakini semakin bertambah. Hingga Agustus 2008, Polda Kalbar mencatat 211 korban meninggal dunia di jalanan. Kemudian luka berat sebanyak 344 orang. Sedangkan luka ringan sebanyak 500 kasus. Kerugian materil mencapai Rp1,5 miliar.

Kapolda Kalbar Brigjen R. Natakesuma mengatakan, kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh human error. “Pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang tidak seimbang dengan panjang jalan raya,” kata Natakesuma.

Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Abdul Hamid mengungkapkan, kecelakaan lalu lintas bukan hanya masalah lokal, tetapi nasional. “Ini skala nasional. Harus menjadi prioritas kebijakan nasional,” kata Hamid.

Menurutnya, pembangunan jalan raya harus berkualitas. “Kualitas jalan kita masih kalah jauh dengan negara lain. Kita harus malu dengan Malaysia dan Brunei. Mereka mungkin tidak ngomong, tapi kita harus merasa dan sadar,” kata Hamid.

Sepeda motor sudah menjadi transportasi publik yang terjangkau. Harusnya jalan raya tidak menjadi tukang jagal. Naiknya pendapatan daerah dari pajak kendaraan bermotor, diimbangi dengan perbaikan jalan. (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code