Friday, January 11, 2008

Jalan Tak Beraspal Riam Rentawan

Jalan tak beraspal terpampang di hadapan kami. Genangan air membentuk danau kecil siap menjebak langkah kaki. Salah menginjak, bisa dipastikan kaki akan terbenam lumpur. Sungai tak berjembatan sudah menunggu. Aliran sungai yang deras siap menghanyutkan. Padahal kami masih membutuhkan satu jam lagi untuk tiba di riam untuk menikmati deburan air terjun setinggi dua belas meter.Ini kali pertama saya ke objek wisata alam Desa Angan Tembawang, Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak sejak dua tahun lalu. Tak banyak perubahan. Jalan tetap tak beraspal. Sungai juga tak berjembatan. Namun hutan tetap asri. Kiri kanan jalan sawah masih menghijau.

Liburan Natal tahun lalu saya manfaatkan melihat empat riam yang airnya tak pernah berhenti mengalir. Kerinduan menikmati deburan air terjun begitu besar. Sejuknya air sungai berbatuan menambah semangat. Mandi, berenang, bersenda, dan bakar ikan hasil tangkapan.

Ada empat riam yang mengalir di Sungai Rentawan itu. Yaitu: Riam Ango, Riam Along, Riam Bengaris dan Riam Game'. Namun, dua riam terakhir, Bengaris dan Game' memiliki "papan" luncuran yang selalu dialiri air. Di kiri kanan riam berdiri tegak batu-batuan yang mengukir diri. Sepanjang aliran sungai membentang sawah-sawah rakyat.

Hutan-hutan alam yang masih perawan menambah kesejukannya. Pepohonan menjatuhkan daunnya. Angin berhembus perlahan. Gemerisik sibakan air oleh anak-anak capung. Burung hutan menukik menceburkan diri ke air untuk sekedar minum dan menangkap ikan.

Orang-orang yang mau menikmati deburan dan kesejukan air terjun harus berjalan kaki. Jalan setapak melintasi perladangan dan tanggul-tanggul sawah milik penduduk. Terkadang harus menyibak lalang agar tak tergores atau basah karena sisa hujan malam harinya.

Ketika hari raya: Natal, Tahun Baru, dan Paskah. Empat riam ini ramai dikunjungi. Mereka datang dari berbagai desa. Ada yang berjalan kaki, juga menggunakan kendaraan roda dua. Namun untuk mencapai riamnya, pengunjung harus berjalan kaki sepanjang lima kilometer.

Riam ini terletak di Desa Angan Tembawang, Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak. Mengaliri Sungai Rentawan, riam cukup dikenal sebagai pembawa berkah. Airnya yang sejuk dan jernih tak berhenti mengalir. Desa Angan Tembawang bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua. Jaraknya dari ibu kota kecamatan sekitar 12 kilometer. Empat riam itu berada di wilayah Dusun Angan Rampan. Jaraknya dari Desa Angan Tembawang sekitar lima kilometer.

Riam Ango memiliki air terjun sekitar sepuluh meter. Kendati begitu debit airnya tidak begitu deras. Air mengalir di atas beberbatuan cadas yang cukup licin. Di bawah air terjun ada sebuah muara dengan kedalaman empat meter. Muara itu membentuk sungan atau lesung, yang didalamnya beragam biota sungai. Tempat ini menjadi bagian yang mengasyikan untuk berburu ikan.

Nama Riam Ango karena dalam bahasa Dayak Be Aja Be Aje berarti panjang atau tinggi. Sekitar 200 meter di hilir Riam Ango, ada dua riam yang berdekatan. Keduanya adalah Riam Bengaris dan Riam Along. Riam Along memiliki muara yang paling dalam dari seluruh riam. Tidak ada orang yang berani terjun ke riam ini. Apalagi oleh masyarakat desa, riam ini dikeramatkan.

Sepuluh meter dari Riam Along ada Riam Bengaris. Disebut begitu karena di sisi kiri dan kanannya pada zaman dulu tumbuh sebatang pohon bengaris. Riam ini juga memiliki ‘papan’ luncuran. Namun tidak mulus, sehingga cukup berbahaya.

Nah, satu riam paling hilir ini sangat disukai pengunjung. Ia menjadi tempat permainan yang mengasyikan, sebab memiliki tekstur seperti "papan" luncuran. Fasilitas alam inilah yang kerap digunakan pengunjung untuk menuntaskan perburuan wisata di daerah tersebut.

Apalagi di bagian hulunya ada sebuah "kolam" air, yang digunakan untuk berenang. Sebab objek wisata ini benar-benar alami, sehingga pengunjung dituntut pandai berenang untuk merasakan kesejukan air pergunungan tersebut.

Panjang papan luncuran sekitar sepuluh meter dengan lebar sekitar tiga meter. Debit yang tidak konstan menambah keunikan dua riam ini. Deras tidaknya aliran air sangat tergantung musim, apakah hujan atau tidak.

Bila musim hujan tiba, maka gemuruh aliran sungai akan sampai di perkampungan, yang jaraknya sekitar tiga kilometer. Tapi bila musim panas tiba, aliran ini menurun cukup drastis. Kendati demikian, keasrian riam ini tetap memancarkan pesona yang menyejukan.

Di bawah rerimbunan pepohonan bisa meninabobokan penikmat wisata. Ada satu batu pualam, untuk luang waktu beristirahat, sambil menikmati sejuknya air pegunungan. Bukan hanya itu, penikmat wisata juga ditawarkan untuk melakukan perburuan ikan di dua riam tersebut.

Hingga kini, belum ada satupun investor yang berniat mengembangkan objek wisata tersebut. Namun itu masih bisa menjadi suatu harapan yang mungkin jadi kenyataan. Karena kawasan Desa Angan Tembawang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung terpadu, oleh pemerintah.

Membangun satu objek wisata unggulan, kata Martias HR, dari Masyarakat Pariwisata Indonesia Kalbar, salah satu kendala yang dirasakan misalnya keterbatasan infrastruktur.

Hal lain diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalbar, Rihat Natsir Silalahi. Ia mengatakan, objek wisata alam belum sampai tahap pemasaran, tapi baru dalam tahap persiapan. Namun demikian, kalau sudah siap, maka pihak terkait akan meneruskannya ke Perwakilan RI di luar negeri untuk dipromopsikan ke mancanegara. “Makanya Kalbar harus lebih siap. Kalau ditanya saat ini, memang kita akui belum siap,” ujarnya.

Menurut dia, bila semua persiapan termasuk sarana dan prasarana suah siap, selanjutnya akan dilakukan Kampanye Sadar Wisata di lokasi objek wisata tersebut, yang intinya Sapta Pesona. “Maksud Sapta Pesona itu adalah, keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan dan keramahan serta kenangan,” terang dia seraya menambahkan, Sapta Pesona ini juga penting dan harus diujudkan di Kalbar

Riam di Desa Angan Tembawang hanya sebagian kecil objek wisata alam yang bisa dikembangkan. Butuh kemauan politik yang besar dari pemerintah agar objek wisata alam bisa berkembang. Kita lihat saja nanti! (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code