Thursday, October 18, 2007

Senangnya jadi Bryan

Bryan Jevoncia sudah berada di New York, Amerika Serikat. Kamis (18/10), ia menerima sertifikat penghargaan atas kemenangannya dalam lomba mendesain perangko PBB khusus peserta anak-anak. Bryan menjadi kebanggaan bagi Indonesia, tentu saja Kalbar karena prestasi fenomenalnya. Sekretaris Pertama Perwakilan Tetap Republik Indonesia pada PBB di New York, Triyogo Jatmiko mengatakan, Indonesia sangat berbangga atas prestasi Bryan yang berasal dari Kalimantan Barat tersebut. “Kami di New York ikut merasa bangga atas prestasi ini,” kata Triyogo melalui surat elektronik (baca: email) yang dikirimnya kepada Redaksi Pontianak Post, kemarin.

Triyogo mengungkapkan, sertifikat penghargaan diberikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Kim Moon. Turut mendampingi Wakil Tetap Republik Indonesia pada PBB, Duta Besar Marty Natalegawa. Lomba bertemakan we can end poverty khusus untuk anak-anak usia 6-15 tahun.

Menurut Triyogo, sayembara diikuti oleh 12 ribu peserta dari 124 negara. Kategori juara ada dua macam: enam terbaik menjadi perangko PBB seri tahun 2008. Sedangkan 54 terbaik, termasuk yang enam tadi mendapatkan certificate of recognition, dan karyanya dipamerkan di gedung markas besar PBB sejak 4–18 Oktober 2007.

Ia mengatakan, dari Indonesia terdapat 343 anak yang ikut dalam perlombaan tersebut. Satu anak mendapatkan kualifikasi sebagai design yang akan menjadi perangko PBB. Dia adalah Bryan Jevoncia (6,5 th). Sementara 11 anak lagi mendapatkan certificate of recognition dan sekarang menjadi materi pameran di PBB. Lomba diselenggarakan dalam rangka peringatan hari internasional penghapusan kemiskinan. Tak heran, jika tema yang diambil we can end poverty.

Duta Besar Marty Natalegawa juga sangat bangga dengan prestasi internasional Bryan. “Ini merupakan pengakuan terhadap kemampuan anak-anak Indonesia yang tidak kalah dengan kemampuan anak-anak lainnya di dunia dalam hal melukis,” kata Marty.

Ia menambahkan, keikutsertaan anak-anak Indonesia pada sayembara ini juga secara tidak langsung telah ikut aktif berpartisipasi dalam upaya yang tengah digalakkan oleh dunia mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs), khususnya dalam hal untuk “erradícate poverty and hunger”.

Rosina, ibu Bryan mengaku terharu dengan upacara penghargaan tersebut. “Sungguh sesuatu yang luar biasa. Saya sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu keberangkatan Bryan,” kata Rosina.

Awalnya Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat bermaksud tidak akan memberangkatkan Bryan, Rosina, dan Kepala SD Suster Rosa de Lima. Namun kemudian dibekali dana sebesar Rp35 juta untuk tiket dua orang Jakarta-New York. “Untuk kepala sekolah disponsori Akil Mochtar. Akomodasi di New York disponsori swasta yang digalang Departemen Luar Negeri. Bryan juga dapat uang saku dari SD Suster,” kata Rosina.

Pihaknya juga mendapat tiket pulang pergi dari Pontianak-Jakarta dan jas sebesar Rp4,25 juta dari Pemprov Kalbar. “Kami juga dipantau terus oleh Pastor William Chang. Ia banyak mendukkung dan secara khusus berdoa untuk Bryan. Untuk urusan visa, kami dapat mujizat dari Tuhan karena paspor Bu Rosa de Lima ketinggalan di Pontianak. Jadi diurus pakai fotokopi saja dan diterima,” ujarnya. (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code