Wednesday, March 14, 2012

Angan Tembawang, Halo Indonesia

Angan Tembawang. Hanya sedikit orang yang tahu daerah ini. Jangankan di peta milik republik, atlas provinsi saja tidak tercantum. Barangkali di peta kabupaten juga tak tercatat. Selain jauh dari ibu kota pemerintah, daerah ini berada di perbatasan antarkabupaten. 

Hal yang lumrah bagi sebuah daerah yang berada di sempadan. Selalu diabaikan dari pembangunan. Elit hanya datang ketika meminta simpati masyarakat saat hari pemilihan umum tiba.

Angan Tembawang memang bukan sebuah wilayah yang berada di sempadan negara. Tentu saja jauh dari pertikaian politik internasional, kepentingan antarnegara, terutama soal pergeseran patok batas. Angan Tembawang hanya sebuah desa yang terisolir, walau secara provinsial, kampung itu berada di tengah-tengah.  Jangankan sinyal telepon seluler, jaringan listrik saja baru pada tahap usulan.

November 2011, belasan orang Angan Tembawang mendatangi kantor PT PLN (Persero) di Pontianak. Didampingi seorang wakil rakyat, yang tentu saja ada muatan politisnya, orang-orang yang rata-rata memiliki kedudukan dalam pemerintahan desa tersebut diterima petinggi pengelola listrik negara. Sebuah harapan tersirat sekaligus tersurat dalam angan-angan orang Angan.

Angan Tembawang tentu saja jauh dari keramaian kota. Tapi begitu dekat dengan udara yang menyegarkan. Angan Tembawang memang jauh dari keriuhan informasi dan teknologi, tetapi sangat dekat dengan kearifan lokal. Angan Tembawang juga sangat tidak akrab dengan kerlap kerlip lampu seperti gedung-gedung pencakar langit di metropolitan, tetapi begitu akrab dengan kerlip kunang-kunang yang menghiasi langit malam.

Tetapi harapan yang terpahat di benak orang-orang Angan hanya menjadi angan-angan. Kebaikan politik yang disematkan pada harapan mereka hanya sebuah retorika. Orang-orang Angan kemudian terlelap dalam mimpi malam ditemani kunang-kunang. Tak ada kerlip lampu dengan kripton menyala. Tak ada konser compact disk yang menggema. Tak ada kerlip lampu merah di angkasa yang berasal dari tower seluler. Yang ada hanya keresahan orang-orang Angan dengan gerutu tak tentu rudu.

Angan Tembawang tak berada di sempadan negara. Ia berada di tengah-tengah provinsi dengan tugu khatulistiwanya. Angan Tembawang hanya berada di batas kabupaten, Landak dan Sanggau. Sudah barang tentu, nasibnya juga sama dengan kampung-kampung di sempadan negara. Sama-sama terabaikan. Sama-sama terbelakang. Inilah ironi sebuah kampung di sempadan.

Tentu saja, orang-orang Angan tak bisa menggertak untuk merdeka sendiri, atau mengibarkan bendera negara lain. Toh, siapa juga yang peduli. Lagian, Angan Tembawang juga jauh dari batas negara. Tentu saja, orang-orang Angan tak bisa berteriak lebih lantang, karena tak punya wakil di parlemen. Apalagi di birokrat. Yang mengenyam pendidikan tinggi saja boleh dihitung dengan jari. Sepuluh jari tangan saja tak habis untuk menghitungnya.

Dari sepuluh yang ada itu, tentu saja tidak semuanya peduli dengan kemajuan Angan Tembawang. Mungkin lebih banyak abai. Lebih banyak memikirkan diri sendiri. Saya tidak menyebut diri sebagai orang yang peduli, tetapi mencoba menyuarakan kegelisahan lewat tulisan. Inilah satu kesempatan untuk berteriak lebih keras tanpa takut kehilangan suara karena parau.

Ah, sudahlah. Semoga ada yang membaca kegelisahan ini. Mungkin juga tidak peduli dengan keresahan si penulis, tetapi paling tidak sudah membacanya hingga akhir. (*)


1 komentar:

Yeni.Nurlina said...


Pengakuan tulus dari IBU YENI,NURLINA TKI Yang kerja di disingapore.
Saya mau mengucapkan terima ksih yg tidak terhingga, serta penghargaan & rasa kagum yg setinggi-tingginya kepada MBAH RORO, saya sudah kerja sebagai TKI selama 9 tahun disingapore,dengan gaji lebih kurang 2.5jt/bln,tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,apalagi setiap bulan harus mengirim orang tua di majalengka, sudah lama saya mengetahui roomnya om ini, juga sudah lama mendengar nama besar MBAH,tapi saya termasuk orang yangg tidak terlalu percaya dengan hal ghoib, jadi saya pikir ini pasti kerjaan orang iseng yang mau menipu.
tetapi kemarin waktu pengeluaran , saya benar2 tidak percaya dan hampir pingsang,angka yg diberi MBAH RORO ternyata tembus, awalnya saya coba2 menelpon, saya bilang saya TKI Yang kerja di singapore mau pulang tidak ada ongkos, terus beliau bantu kasih angka . mulanya saya tdk percaya,mana mungkin angka ini keluar, tapi dengan penuh pengharapan saya pasangin kali 100 lembar, sisa gaji bulan april, ternyata berhasil….!!!
dapat BLT 200jt, sekali lagi terima kasih banyak MBAH RORO, saya sudah kapok kerja jadi TKI, rencana senin depan mau pulang aja ke PALEMBANG.buat MBAH,saya tidak akan lupa bantuan dan budi baik MBAH.
yang ingin merubah
nasib seperti saya silahkan hub MBAH RORO di no. 0853,9453,7578 ATAU

WEBSITe _RORO{ :> http://wwwprediksimbahjenggo.webs.com }

Demikian kisah nyata dari saya tanpa rekayasa.
IBU YENI tki.
MAKASIH OM ROOMNYA






Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code