Thursday, November 4, 2010

Rindukah Kita pada Emak?

Siapa yang tidak rindu emak? Bohong kalau ada orang yang bilang tidak lagi merindukan perempuan yang melahirkannya. Bisa-bisa dianggap malin kundang. Wah, sangat tidak enak kalau sampai dapat sebutan malin kundang. Pernah kan membaca, mendengar, bahkan menonton cerita malin kundang ini?

Pekan lalu saya pulang kampung. Saya ingin memenuhi kerinduan selama satu tahun terakhir tidak bertemu emak. Pulang juga ingin menziarahi makam ayah yang sudah sebelas tahun mendahului kami, anak-anaknya. Kebetulan bertepatan dengan peringatan hari arwah semua orang beriman, 2 November.

Emak sudah tua sekali. Keriputnya jelas menghiasi kulit tuanya. Kurus. Tulang pipinya makin menonjol. Rambutnya makin memutih, walau masih sedikit hitamnya. Ia tidak bisa lagi melihat wajah saya yang senang plus bangga bertemunya. Emak sudah buta. Sejak setahun terakhir ia hanya mengenali kami dari suara saja. Usianya yang semakin senja juga membuat matanya tak kuat lagi untuk melihat. Emak betul-betul sudah tidak sanggup melihat lagi.

Ada tongkat yang memandunya berjalan. Itulah pengganti dua matanya yang sudah katarak akut. Walau begitu, emak masih tersenyum. Emak gembira mendengar suara khas kami, anak-anaknya. Ditingkahi ceria cucunya, kegembiraan emak makin bertambah.

Saya bertemu emak hanya empat jam. Tugas di Pontianak tak bisa kutinggalkan. Berangkat pukul empat pagi dari Pontianak. Tiba di kampung pukul delapan. Pukul sembilan menemui ayah di makamnya. Satu jam kemudian berkumpul dengan emak dan keluarga lainnya. Tengah hari, berangkat lagi ke Pontianak. Lewat transkalimantan, terasa penat di sadel sepeda motor. Pukul empat sore, tiba lagi di rumah di Pontianak. Sungguh melelahkan, tapi kerinduan kepada emak dan menziarahi makam ayah membuat kelelahan itu sirna.

Emak memang sudah tua. Hingga putri sulungnya, Kinta mendahuluinya, emak masih bugar. Walau berjalan tertatih, semangat emak masih menyala. Ia begitu tegar menghadapi fisiknya yang sudah renta. Usia emak sudah 85 tahun. Sebuah perjalanan hidup yang tidak sebentar. Salut buat emak. (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code