Wednesday, December 30, 2009

Natal di Soja

Mendung menghiasi langit. Matahari tak mampu menembus kekelabuan langit. Udara Desember selalu berubah. Pagi hujan, siang cerah, sorenya bisa hujan lagi. Ini Natal ketiga kami di Soja. Dua sebelumnya, kami pulang kampung. Maklum kami terlahir sebagai orang kampung. Kali ini, kami ingin menikmati Natal di kota yang juga masih di kampung. Di ruang tamu, ada dua pohon Natal. Satu pohon, sudah empat kali menemani kami. Satu lagi, baru tahun ini merayakan Natal bersama kami.

Dua Natal sebelumnya, kami membuat replika kandang Natal. Kandang adalah simbol kesederhanaan hidup karena Yesus lahir di kandang penuh dengan kesederhanaan.

Tahun ini, kami tidak lagi membuat kandang Natal. Hanya dua pohon Natal saja. Itupun sudah sangat indah.

Kehidupan Natal kami hanya digelar secara sederhana. Malam Natal kami ikut misa pukul enam sore. Besoknya sembahyang lagi pukul enam pagi. Kami misa di Gereja Keluarga Kudus Kotabaru.

Natal di Soja penuh kekeluargaan. Komplek perumahan yang heterogen penghuninya memelihara silaturahmi. Anak-anak Tuhan saling mengunjungi. Saling salaman. Saling bercerita. Saling menikmati makanan dan minuman yang tersaji. Tak ada curiga. Semua mengalir penuh kedamaian. Suatu kehidupan yang Pancasilais.

Natal di Soja sangat menggembirakan. Senyum mengembang dari bibir-bibir yang dianugerahi keindahan. Kata-kata suci mengalir dari mulut-mulut yang dibumbui rasa suka cita. Sungguh perayaan kelahiran Yesus yang membahagiakan.

Kami adalah sebuah keluarga Katolik yang lahir dan besar dalam perlindungan Yesus. Kami ingin menjadikan tiap tiang kehidupan adalah bait-bait indah sabda-Nya. Kami ingin ruang-ruang di rumah dipenuhi syair-syair merdu lantunan suara gerejawi. Kami mau desah nafas penghuninya adalah barisan nada-nada yang penuh harmoni pada buku nyanyian madah pujian.

Karena........

Tuhan telah memberi kami kehidupan. Dia yang kuasa telah membawa kemenangan. Sang Raja telah menyelamatkan. Semua rezeki yang kami terima adalah anugerah dari-Nya.

Kini, kami sekeluarga akan menghadapi tahun yang baru. Tahun, yang kata orang, penuh tantangan. Karena krisis multidimensional sedang melanda.

Kami hanya bisa berdoa:

''Semoga tahun depan, setiap harinya adalah rezeki yang membahagiakan.''

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code