Monday, July 30, 2007

Bikin Jalan Kok Sungai Ditutup

Masyarakat Desa Angan Tembawang Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak patut bersyukur. Soalnya, jalan yang didambakan masyarakat sudah mulai dilakukan dengan tahap awal penggusuran.

Sekian tahun menunggu, masyarakat tentunya sangat senang dengan kegiatan proyek penggusuran tersebut. Sebab, tidak lama lagi mereka akan dapat melalui jalan yang lebar, meski belum dilakukan pengaspalan. Namun, masyarakat Desa Angan Tembawang juga merasa khawatir terhadap sungai yang membelah kampung tersebut.

Pasalnya, gusuran tanah dan pohon-pohon hasil tebangan untuk pelebaran jalan dibuang di pinggiran Sungai Angan. Jika kayu berupa pohon kelapa dan pohon lainnya tidak segera diangkat dari sungai itu, tidak menutup kemungkinan sekian tahun ke depan, generasi muda Angan hanya mandi di sungai yang hanya sebesar parit.

Siapa yang salah? Tentunya tidak bisa menyalahkan siapa pun. Yang pasti, masyarakat Angan Tembawang tak boleh terlena dalam pembangunan yang dilakukan tanpa melestarikan sungai Angan itu sendiri.

Sebaliknya, pelaksana proyek penggusuran jalan itu selayaknya mau peduli terhadap kelangsungan hayati dan nabati Sungai Angan itu. Celakanya, mereka cenderung sengaja tidak mengangkat batang-batang kayu itu ke daratan. Mungkin, mereka mesti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memindahkan kayu-kayu itu.

DPRD Kabupaten Landak yang mengetok palu, pengesahan pelaksanaan proyek penggusuran jalan itu tentunya telah mewanti-wanti pelaksana proyek untuk memperhatikan hal tersebut.

Adakah Dewan Landak turun ke lapangan memonitoring pelaksanaan proyek tersebut? Atau mereka cuek saja, lantaran telah mendapat perhargaan dari pelaksana proyek? Sebagai salah seorang masyarakat Desa Angan Tembawang, tentunya sangat mengharapkan monitoring dan pengawasan dari Dewan Landak atas proyek tersebut.

Pemerintah Landak hendaknya tidak merencanakan penggusuran jalan itu dengan semau gue. Jangan hanya sekedar efouria masyarakat saja. Setelah itu, jalan yang digusur itu dilalaikan. Percuma dana yang dikeluarkan tidak berfungsi, lantaran jalannya rusak lagi.

Masyarakat Angan Tembawang tentunya tidak mau melihat anak-anak mereka hanya bermain dan mandi di sungai yang tidak lebih dari sekedar parit yang dangklnya hanya selutut. Janga sampai Sungai Angan yang membelah kampung itu hanya tinggal kenangan. (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code