Tuesday, June 12, 2007

ANAKKU SUDAH DUA TAHUN

Namanya Vanessa. Hari ini, usianya sudah dua tahun. Manis tapi cerewet. Nangis kalau tidak dituruti. Marah kalau mamanya diganggu. Suka ngempeng alias ngedot. Tidak bisa tidur kalau tidak ngedot duluan.

Namanya Vanessa. Wajahnya tak mirip mamanya. Kata orang lebih mirip ayahnya. Dia nakal. Padahal perempuan. Sedang belajar ngomong. Sudah kenal dengan beberapa bentuk. Bintang, mobil, rumah, dan ikan. Pandai nyusun puzzle hingga tinggi. Kreatif.

Namanya Vanessa. Paling suka nonton spongebob dan dora the explorer. Kalau sudah nonton tidak suka diganggu. Dia serius sekali. Kalau diganggu, dia nangis. Kadang melempar yang mengganggu dengan mainannya. Terkadang nangis juga. Dia tidak mau kesenangannya diganggu.

Namanya Vanessa. Paling susah kalau disuruh makan. Tapi kalau suka, dia akan makan banyak. Suka apel, juga jeruk. Kue kebeng juga suka. Indomie jadi makan favoritnya. Bersama mamanya, dia suka makan bakso. Kalau ke mal paling suka makan ayam KFC. Juga suka makan cap cai. “Enak,” katanya tanpa ada vokal E.

Namanya Vanessa. Lahir di Jalan Paris Dua Pontianak, di rumah seorang bidan swasta. Tapi besar di ujung aspal Kota Baru. Ayahnya Budi Miank, seorang jurnalis di Harian Pontianak Post. Ibunya rumah tangga, yang pernah jadi perawat kesehatan.

Namanya Vanessa. Paling sering ditinggal ayahnya. Kadang satu malam. Kadang satu minggu. Tapi belum pernah berbulan-bulan. Paling sering ketika ayahnya meliput kandidat gubernur HM Akil Mochtar. Sering diajak ke luar daerah. Kata mamanya, orang pergi ke luar Kalbar, kok ayahnya pergi ke kampung. “Ndak keren,” begitu mamanya bilang.

Namanya Vanessa. Dia tak pernah marah karena ayahnya pergi. Karena dia belum tahu apa-apa. Tapi dia patuh. Kalau ayahnya pergi, dia ada di depan pintu. Ulurkan tangannya untuk bersalaman. Kemudian melambaikan tangannya. “Da..da...da, ayah,” itu kata yang meluncur dari mulut mungilnya.

Namanya Vanessa. Paling takut sama patung. Ketika ke Ramayana Mall, dia melihat patung-patung model untuk pakaian. Mungkin patung itu terlalu besar, sehingga dia takut. Dia juga takut dengan kodok. Tapi suka kucing dan anjing. Bahkan dia sudah kenal, mana anjing dan kucing.

Namanya Vanessa. Orang bilang dia cantik. Mirip orang Tionghoa, terutama matanya, dagunya, juga bibirnya. Baru lahir gemuk, beratnya 3,2 kilogram. Kini badannya langsing. Maklum jago main, tapi kurang makan. Tapi cerdas. Susunya procal. Harganya, duh mahal sekali.

Namanya Vanessa. Sudah dua kali pulang kampung, Angan Tembawang. Ketemu nenek, kakek, om, tante, dan kakak juga abangnya. Di Pontianak, dia juga ketemu abangnya, Ayai juga tantenya Abin. Dia cucu paling bontot dari Nek Ombon, ibunda ayahnya. Maklum ayahnya bungsu dari tujuh bersaudara. Nek ombon sudah 72 tahun waktu dia lahir. Tua ya, neneknya.

Namanya Vanessa. Hari ini, dia ulangtahun. Mamanya bikin pesta kecil. Teman-teman dekatnya diundang. Ayahnya kerja terus. Cari duit. Pergi jam sembilan pagi, pulang malam. Jadi, jarang di rumah dong. Dia gembira kalau ayahnya pulang. Begitu derum sepeda motor tiba di rumah, dia joget-joget. Pantatnya digoyang-goyang, kayak Inul gitu. Happy Birthday, My Little Girl. Itulah Vanessa Gertrude Budiasty Dj. Jadilah kamu orang besar. (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code