Monday, July 4, 2011

Surat Buat Pedagi

pada sebuah kamar berselaput tulus aku mendengar tangisanmu merupa harmoni nada di antara jelaga cinta dua anak manusia. langit dipenuhi gemintang dengan kedipan sempurna. bulan juga menampilkan nur yang kumohon agar tangisan pertamamu kian paripurna. aku ingin segera bertemu kamu, Pedagi

dekat taman tak jauh dari tepian kapuas

aku ingin memandikanmu, pedagi. agar aku bisa mencium harummu yang menyeruak di antara apek dan amis perilaku anak negeri. seperti kapuas yang coklat dan susut karena pohon dijarah perompak negeri sendiri. aku ingin memandikanmu, Pedagi

dekat taman tak jauh dari tepian kapuas

lalu, apa artinya hidup menurutmu? bukankah ia sudah hilang keindahan karena polah para pembual yang mengaku suci di hadapan pemilik hidup itu sendiri. bayangkan, ruang menyendiri lantaran anak manusia tak sudi lagi menemaninya karena gerah oleh bualan para durjana

manakala gemintang juni menghiasi langit, ia tak hanya menjadikan hidupmu paripurna, ia juga mengingatkanmu agar menjalani hidup tanpa lelah, seperti ia sendiri yang tak lelah berkedip. dan sekali lagi, aku ingin menemuimu, Pedagi.

dekat taman tak jauh dari tepian kapuas

(by: budi miank)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code