Thursday, April 19, 2007

VANESSA

Sebuah pagi di Paris II. Jarum jam menunjukkan angka tiga lewat sepuluh menit. Dalam almanak masehi, Minggu dini hari itu tertulis tanggal 12 Juni 2005. Di sebuah rumah kontrakan terbaring lemah seorang perempuan muda. Kedua tangannya meraba perut sambil meringis. "Mungkin sudah saatnya," bisik perempuan itu dalam hatinya.

Di sampingnya, seorang pria terlelap dibuai mimpi. Wajahnya begitu lelah, tenaganya terkuras, setelah bekerja seharian. Lelaki itu adalah seorang pemburu berita. Sebagai pewarta, dia harus menjaga stamina dengan istirahat yang cukup.

Tapi, kepulasan lelaki harus terganggu. Perempuan muda tadi membangunkannya. Lelaki tadi kaget. Terbangun dan setengah mengigau. "Ada apa," tanyanya. "Perutku mules. Sakit sekali," jawab perempuan itu. Peluh mengalir di keningnya. Sesekali dahinya mengernyit. Matanya pejem njalak.

Perempuan muda itu adalah seorang isteri. Namanya Susiati. Akrab disapa Titi. Dia sedang mengandung seorang bayi, yang tinggal menunggu hari untuk mbrojol. Sepertinya malam itu, bayi yang dikandungnya bakal lahir.

Dus benar. Pukul 03.45 WIB, perempuan itu semakin meringis menahan kesakitan. Air ketubannya sudah pecah. Lelaki tadi langsung mengeluarkan sepeda motor 'jupiter' bernomor polisi Kb 5105 HR. Drem....sepeda motor kreditan itu melaju menuju rumah praktik Bidan Nurjanah Jemain, satu blok dari rumah lelaki tadi.

Nama lelaki tadi Donatus Budiono. Di koran, dia gunakan Budi Miank. Tapi akrab disapa Budi atau Miank. Pintu rumah praktek bidan diketuk. Lelaki tua keluar disusul si bidan. Aku jelaskan maksud kedatangan. "Bawa sini saja. Kan masih bisa berjalan," kata Bidan Nurjanah.

Tanpa ba bi bu, aku langsung kembali ke rumah. Kudapati istriku yang kian meingis menahan sakit. Dia kupapah. Tapi ada yang mengganggu. Poppy, anjing putih kesayangan istriku. Hewan piaraanku itu seolah tahu kalau tuannya bakal punya anak. Poppy menangis, minta diajak ke rumah bidan. Untung ada Gio, tetangga depan rumah yang juga ngontrak. Walau muslim, dia tak 'jijik' mengendong Poppy.

Aku langsung membawa istrik menuju rumah bidan. Istriku langsung mendapat perawatan intensif. PUkul 04.10 dini hari, bayi yang dikandung istriku sudah lahir. Tak begitu sulit, karena istriku paham soal ilmu kesehatan. Maklum jebolan akademi keperawatan. "Perempuan. Cantik," puji bidan.

Aku langsung ambil handphone kamera. Bayi yang umurnya baru lima menit itu, aku abadikan dengan fasilitas videonya. Aku ingin agar kelak, bayi berat 3,2 kilogram dengan panjang 47 centimeter itu tahu, bagaimana dia lahir.

Dan, minggu pagi itu hujan turun menyambut anak pertamaku. Kami pun sepakat memberinya nama yang indah. VANESSA GERTRUDE BUDIASTY DJ, yang berarti 'Kelemahlembutan akan menjadi kekuatan yang luar biasa dalam menggapai kehidupan. Inilah anak dari Budi dan Susiati, sebagai titisan Djaban yang terlahir di bulan Djuni melalui pertolongan bidan Djemain. Tapi, kami sepakat memanggilnya 'CHACHA'.

Selamat Datang, anakku. (*)

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code